Dilansir dari Kantor Berita Hawzah , Almarhum Ayatullah Nashiri ra. pernah membahas berjudulkan "Hubungan Eksistensi Imam Zaman Afs dengan Allah SWT dan Umat Manusia" didalam salah satu ceramanyah di kelas akhlak , yang akan kami sajikan untuk kalian para cendekiawan.
Dlam ayat³ - وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْض - itu mengandung makna bahwa Allah SWT telah berjanji untuk menjadikan manusia mukmin sebagai khalifah dan representasi kebenaran di alam semesta.
Dalam hamparan eksistensi yang sangat luas ini - dengan jutaan galaksi, miliaran bintang dan planet, serta jumlah makhluk yang tak terhitung di jagat raya ini - hakikatnya, bahwa seluruh entitas tersebut mengenal Imam Zaman Afs., lebih baik daripada kita.
Mereka mengenal beliau lebih baik daripada saya sendiri, dan Allah menjadi saksi bahwa jiwa kita senantiasa terhubung dengan Wali Allah SWT,
Imam Zaman Afs - semoga jiwaku menjadi tebusannya - adalah Khalifahnya Allah SWT, dan Allah bersaksi bahwa beliau tak sedetik pun lalai terhadap kita.
Ini berarti bahwa seluruh alam semesta berada dalam naungan Imam Zaman Afs, dan beliau sendiri senantiasa berada dalam naungan cahaya Allah Ta'ala.
Konsep "Khalifatullah" (Wakil Allah) bermakna bahwa beliau memiliki dua dimensi mendasar:
1). Dimensi pertama adalah "Tangan Kebenaran Ilahi (Yadul Haqqi)", yang menunjukkan hubungan langsung dan tak terputus antara Beliau dengan Zat Allah Yang Maha Benar.
2). Dimensi kedua adalah "Tangan Ciptaan Ilahi (Yadul Khalqi)", yang menunjukkan keterhubungan beliau dengan seluruh ciptaan dan alam semesta secara keseluruhan.
Dengan demikian, Imami itu memiliki kedua dimensi ini dalam dirinya secara bersamaan. Melalui dimensi "Tangan Ciptaan Ilahi (Yadul Khalqi)", beliau terhubung dengan seluruh alam dan semua makhluk di dalamnya.
Untuk memahami keagungan alam semesta ini, kita harus sadari meskipun alam semesta ini meliputi seluruh tata surya, galaksi, bintang, dan planet - di hadapan wujud cahaya beliau- hanyalah seperti sebutir kacang hazel yang berada di telapak tangan.
Imam Zaman Afs — dan Allah adalah saksinya —bahwa beliau tidak pernah lalai dari kita, walaupu sesaat; beliau mengetahui seluruh amal perbuatan kita, perkataan kita, tingkah laku kita, tindakan kita, dan bahkan niat-niat yang tersembunyi di dalam hati kita.
Jika keadaannya memang demikian — dan pada hakikatnya memang demikian — maka rasa malu dan kerendahan hati kita di hadapan pengetahuan beliau yang abadi ini adalah suatu hal yang tidak terhindarkan.
Catatan:
1. Hubungan dengan Allah (Dimensi Yadul Haqqi): Sebagai manifestasi penuh dari kehendak dan rida Allah, beliau adalah perantara bagi limpahan rahmat Ilahi kepada alam.
2. Hubungan dengan Umat Manusia/Masyarakat (Dimensi Yadul Khalqi): Sebagai pengawas, pelindung, dan Hujah (Bukti) Allah, beliau mengetahui segala amal perbuatan, ucapan, dan niat manusia.
3. Al-Qur'an; surah An-Nur ayat 55.
Your Comment